Jumat, 26 Juni 2015

Memilih indukan merpati yg berkualitas

Berbagi Solusi Merpati
MEMILIH INDUKAN MERPATI YANG BERKUALITAS (GENETIC BREDING II
GENETIC BREDING II
Pertanyaan yang selalu diajukan bagi orang yang akan beternak adalah"bagaimana cara beternak agar menghasilkan burung berkualitas secara berkesinambungan dari tahun ke tahun" ? Ini adalah pertanyaan klasik dan jawabannya juga klasik yaitu "Start with the right pigeons, breed them correctly and success will be possible". Kalau diterjemahkan kira2 "Mulailah dengan bibit yang tepat dan ternak secara benar, dan kemungkinan akan berhasil".
Tetapi pertanyaan selanjutnya adalah "bagaimana cara memilih bibit yang tepat dan bagaimana beternak yang benar" ??
Pada umumnya ada 2 cara seorang mendapatkan burung yang akan digunakan sebagai bibitan untuk diternak.
1. Cara pertama adalah dengan menggunakan burung yang sudah dimiliki. Ini pada umumnya terjadi karena ada burung yang kita mainkan menunjukkan kinerja yang bagus lalu kita ingin jadikan indukan dengan harapan dapat memberikan turunan yang sama bagusnya atau bahkan lebih bagus dari indukannya. Burung yang bagus ini seringkali bukan hasil ternakan sendiri tetapi hasil beli atau pemberian orang lain sehingga kita tidak mempunyai induk dari burung tersebut.
2. Cara kedua adalah dengan cara membeli burung untuk bibit. Di sini harus extra hati-hati karena kesalahan dalam membeli bibit bisa menggagalkan semua rencana ternak.
Dr. Wim Peters memberikan beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membeli burung untuk bibit.
1. Kita harus mempunyai konsep atau bayangan burung seperti apa yang ingin dihasilkan. Jawabnya tentu ingin menghasilkan burung yang "bagus". Tetapi harus dijabarkan kriteria burung yang bagus menurut kita seperti apa. Ini tentu tergantung dari selera masing2 peternak dan tujuan dari peternak.
2. Setelah memiliki konsep atau bayangan burung yang bagus seperti apa, maka langkah selanjutnya adalah mencari peternak yang punya nama baik dan menghasilkan burung2 yang sesuai dengan keinginan/cita2 kita. Kalau kita ingin menghasilkan burung yang terbangnya kencang / speed, shoot / tembaknya keras, jalurnya bagus. Jangan kita pergi kepeternak yang hanya kagetan saja pada saat burungnya naik daun, namun carilah peternak yang mempunyai hasil ternakan yang kualitasnya hampir merata. Lakukan riset sebanyak mungkin kepada peternak2 yang mempunyai reputasi bagus.
3. Kalau mungkin, yang paling mudah adalah membeli bibitan yang sudah terbukti menghasilkan anak2 yang bagus. Tetapi biasanya mencari bibit yang demikian akan mahal atau bahkan tidak dijual. Seorang peternak tidak akan menjual bibitan yang sudah terbukti bagus karena apabila dijual maka ternaknya akan terputus. Kalau seorang menjual bibitnya, perlu dicurigai, bisa jadi kualitas anak yang dihasilkan sudah menurun. Kalaupun ada peternak yang mau menjual bibit yang bagus, tentu harganya mahal dan belum tentu kita mampu membelinya.
4. Beli burung yang masih aktif dan punya prestasi bagus. Kelemahannya adalah harganya kemungkinan mahal dan banyak burung yang kinerjanya bagus tetapi tidak bagus sebagai bibit. Ini disebabkan karena komposisi gen-nya sangat heterogen. Menurut Wim Peters, berdasarkan pengalamannya burung yang kinerjanya bagus hanya mampu menurunkan sekitar 10 - 20 % anak bagus. Kesulitan lain adalah masih harus mencari sedikitnya 2 betina yang juga bagus.
5. Membeli satu seri anakan (3-5 piyik) dari bibit yang telah terbukti mampu menurunkan anak yang bagus. Memang belum tentu semua anaknya bagus tapi dari 5 ekor piyik kemungkinan besar ada anaknya yang bagus. Membeli piyik tentu harganya lebih murah daripada membeli burung yang sudah punya kinerja bagus. Dari piyik2 ini tentu tidak bisa langsung dijadikan breeder, tetapi ada baiknya ditest dulu. Kelemahan lain adalah memerlukan waktu yang lebih lama sebelum bisa diternak. Memelihara burung dari piyik juga mempunyai keuntungan karena kita lebih tau karakter dari burung tersebut.
6. Kalau tidak mampu membeli anak langsung, maka bisa membeli cucu dari indukan yang sudah terbukti bagus atau cucu dari burung yang punya prestasi bagus. Kalau kita perhatikan pedigree burung-burung juara, maka jarang sekali burung tersebut adalah anak langsung dari burung juara juga. Kebanyakan adalah cucu atau bahkan buyut atau cicit dari burung juara. Hal ini disebabkan karena jarang burung juara yang mampu menurunkan burung juara juga dan kalaupun menurunkan juara maka burung tersebut akan langsung diternak oleh pemiliknya. Oleh sebab itu, burung yang banyak beredar adalah cucu atau buyut burung juara.
7. Sebaiknya, membeli bibit dari satu trah yang sama. Apa bila memulai ternak dengan bibit dari trah yang bermacam-macam (campuran) maka anakannya pun akan bervariasi. Ini akan menyulitkan untuk mewujudkan kualitas burung dengan ciri-ciri seperti yang kita harapkan (point no.1)
Catatan:
• Jangan memulai ternak dengan menggunakan indukan yang tidak jelas asal-usulnya atau belum teruji kinerjanya karena peluang untuk gagal akan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan burung yang trah dan kinerjanya sudah jelas.
• Untuk memulai ternak sebaiknya menggunakan 1 jantan dan minimal 2 betina yang bagus. Semakin banyak betina tersediasemakin baik, tetapi sebaiknya berasal dari trah yang sama.
24 Juni pukul 23:27 · Publik



Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar