Jumat, 26 Juni 2015

Beternak merpati yang benar

Berbagi Solusi Merpati
BAGAIMANA BETERNAK YANG BENAR
1. Pada prinsipnya ada 2 sistem beternak yang biasa digunakan yaitu"outcrossing atau outbreeding" dan genetic breeding.
Outcrossing adalah sistem breeding yang paling sederhana dan paling mudah dilaksanakan. Di sini 2 burung yang tidak ada hubungan darah sama sekali disilangkan. Sistem breeding ini adalah yang paling konvensional namun karena mudah maka sampai sekarang pun masih dipraktekan. Outcrossing bukan tidak mungkin menghasilkan burung yang bagus, bahkan dengan outcrossing ada kemungkinan menghasilkan anakan yang lebih bagus dari induknya. Argumentasi pendukung sistem outcrossing adalah justru dengan crossing maka akan memperkaya komposisi gen. Secara teoritis argumen ini benar, tapi out crossing juga mempunyai kelemahan antara lain:
a) Kualitas anakan sulit diprediksi dan cenderung beraneka ragam dari yang sangat jelek sampai yang sangat bagus.
b) Hasil dari ternak kita tidak mempunyai ciri-ciri yang khas (tidak punya trademark)
c) Tidak ada jaminan kesinambungan karena begitu indukan tidak berproduksi lagi maka harus mulai dari awal dan dapat merusak seluruh hasil yang sudah dicapai atau bahkan merusak reputasi peternak karena tidak ada jaminan dapat memperoleh indukan baru yang sama baiknya.
d) Kualitas anakan hasil crossing semakin lama akan semakin menurun.
2. Metode kedua adalah genetic breeding yaitu sistem breeding dengan menggunakan prinsip-prinsip atau hukum penurunan karakter (fisik dan psikis) dari indukan kepada turunannya (hereditas).
KEMUNGKINAN DALAM BREDING
1. Breeding bukanlah suatu hitungan matematis yang hasilnya serba pasti. Dalam breeding kita hanya bisa bicara pada tataran "kemungkinan, kecenderungnan atau prediksi".
2. Kalau kita bicara kualitas yang dimaksud adalah kualitas hasil ternak secara keseluruhan, bukan kualitas burung secara individual karena tujuan ternak adalah menghasilkan suatu "keluarga" burung yang hasilnya bagus.
3. Perspektif dalam beternak harus jangka panjang, bukan hanya untuk kurun waktu setahun atau dua tahun.
Katakanlah kita punya 1 super breeder jantan. Kalau 1 super breeder ini secara terus menerus dijadikan breeder dengan outcrossing maka secara alamiah karena faktor usia kemampuan breedingnya (propetency) akan menurun. Apabila suatu saat kita menggunakan anak superbreeder sebagai pengganti, maka kita akan berhadapan dengan hukum ke-2 Mendel yaitu Law of Fission atau Law of Segregation dimana kontribusigen superbreeder akan semakin kecil, begitu seterusnya apabila jaraknya semakin panjang maka generation contribution of ancestor-nya semakin kecil.
Sistem outcrossing hanya bisa berhasil apabila si peternak secara terus menerus memasukkan burung2 yang kualitasnya sama atau semakin tinggi sebagai breeder. Masalahnya untuk mendapatkan burung2 superbreeder tentu tidak semua breeder mampu. Genetic breeding dimaksudkan agar gen positif yang dimiliki oleh superbreeder bisa terus dipertahankan kepada generasi berikutnya.
24 Juni pukul 23:28 · Publik
sumber solusi merpati




Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar