Jumat, 26 Juni 2015

Dominan gen

Berbagi Solusi Merpati
KEMAMPUAN INDUKAN MENURUNKAN GEN DOMINAN
Kalau kita bicara pada tataran teoritis, agak sulit memilah karakter tertentu yang diturunkan oleh induk betina maupun yang diturunkan oleh induk jantan karena Induk jantan dan betina berpeluang sama besar (50;50) untuk menurunkan gennya kepada anak-anaknya, demikian juga dalam hal warna induk betina dan jantan sama - sama memberi peluang yang sama ini dikarena gen yang diturunkan baik secara genotif dan genotif turunnya secara acak. Dan jangan lupa bahwa kakek, buyut dan seterusnya juga punya kontribusi dalam penurunan gen tersebut. Itu sebabnya membaca pedigree dalam penurunan gen menjadi penting untuk mengetahui nenek moyang (trah) seekor burung merpati agar kita tidak salah dalam mempersiapan breding.
Dalam masalah penurunan gen, kita menghadapi masalah gen dominan dan gen resesif, bisa kita ambil contoh dalam breding Bisa saja tembak keras mengikuti ibunya kalau memang gen yang menentukan tembak keras dari ibunya bersifat dominan. Tapi bagaimana kita tau tembak keras ibunya kalau burung betina tidak pernah dilepas diuji dalam hal terbang kecuali dalam merpati pos. Mungkin kita bisa memperkirakan tembak keras ibunya dengan melihat indukan dari betina tersebut atau dari saudara jantan walaupun itu belum menjamin 100 %,sehinggai tidak ada jaminan bahwa tembak keras yang keras itu akan menurun pada keturunannya semua hanya berdasarkan perkiraan yang penuh perhitungan serta analisa yang tepat.
Karena ketidak pastian ini, maka dalam breeding selalu disarankan prinsipnya adalah " The best vs The best" sehingga peluang untuk mendapatkan burung baik menjadi lebih besar.
Bagaimana mencetak Breder
Tujuan dari inbreeding adalah untuk mencetak breeder, bukan racer karena ada potensi terjadi inbreeding depression seperti burung loyo, gampang sakit atau bahkan cacat fisik. Untuk mencetak racer perlu dilakukan dengan crossing burung hasil inbreed dengan darah lain yang tidak ada hubungan. Sebaiknya burung yang digunakan untuk crossing juga hasil inbreed hanya beda darah. Ini yang biasa disebut dengan hibridisasi (hybridization).
Tetapi menurut beberapa pengalaman breding, inbreeding depression tidak selalu muncul seketika walaupun ada juga yg muncul seketika. Menurut pengalaman lagi bahwa melakukan inbreed, anak yang dihasilkan lansung kacau balau, tapi ada juga yg anaknya normal dan bisa dimainkan tanpa ada tanda-tanda mengalami inbreeding depression. Kesimpulannya, ada burung yang darahnya cocok untuk inbreed dan ada juga yang tidak cocok karena tidak semua burung bisa dilakukan inbred sekalipun dari burung juara.
Dalam melakukan breding inbreed bila hasilnya terlihat normal, bisa dicoba lakukan double inbreed. Contoh Induk Jantan X anak betina, begitu keluar anak betina X lagi dengan induk jantan tsb ( kakeknya / F2) Tetapi jangan sampai lebih dari 2 kali karena potensi munculnya inbreeding depression sangat besar.
Hybreed adalah satu tahap setelah kita melakukan inbreed atau linebreed. Jadi kita bisa melakukan hybreed setelah melakukan inbreed atau linebreed. Ini sangat umum dilakukan peternak baik terutama di Eropa.
Inbreed bisa menjadi strategi breeding yang ampuh dan homogenisasi gen bisa berlangsung dengan cepat. Tapi masalahnya memerlukan pengalaman karena effeknya juga besar dan bikin kaget. Oleh karena itu saya sarankan bila tidak siap melakukan Inbred dapat melakukan linebreed saja yang terbukti hasilnya juga hebat. Hanya kelemahannya proses homogenisasi gen lebih lama bila dibandingkan Inbred.
24 Juni pukul 23:25 · Publik
Batal Suka Halaman · Lainnya

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar